Crafty Camp!

Ada berita menyenangkan nih dari para pehobi kerajian tangan (crafter) di Kota Bandung. Pada bulan kemarin, tepatnya di hari Sabtu, 27 Januari 2018, telah diadakan sebuah mini craft festival bertajuk “Crafty Camp” di kota kembang tersebut.

Apa sih Crafty Camp itu?


Crafty Camp merupakan sebuah acara workshop dan mini bazaar kerajinan tangan perdana yang diadakan oleh Trinkets Island Craft Store, bekerja sama dengan Uncle D sebagai penyedia venue. Pada acara ini, tim dari Trinkets Island mengambil konsep outdoor dimana para peserta dapat belajar kerajinan tangan sambil menikmati keindahan sawah yang tersembunyi di tengah hiruk pikuk Kota Bandung. Berbeda dengan lokakarya kerajinan tangan pada umumnya, pengajar serta peserta Crafty Camp mayoritas adalah anak muda. Pengajar workshop umumnya memiliki sebuah brand produk kriya yang sebelumnya telah bekerja sama dengan Trinkets Island.

Dalam acara yang berlokasi di Rumah Sawah ini, terdapat lima workshop berbeda, yaitu hand embroidery on totebag oleh Anne (@kyariikura), stamped marbled clay oleh Odah dan Vinska (@tokolempung), macramé tree of life oleh Citra (@oct18thstore), tapestry oleh Kak Cice (@journ_al_ey), dan hand lettering oleh Adya (@ikinoku_). Tingginya peminat masing-masing workshop membuat hampir seluruh workshop ini dilaksanakan dalam dua sesi loh!

Acara diawali dengan pembukaan hangat dari Citra, owner brand October 18th dan juga Trinkets Island Craft Store. Selanjutnya, seluruh workshop secara serentak dimulai. Tidak hanya workshop, di acara Crafty Camp ini terdapat pula mini bazaar dari brand lokal Kota Bandung dan sekitarnya serta berbagai macam wahana. Dengan merogoh kocek sebesar Rp.10.000,- hingga Rp. 20.000,-, para pengunjung dapat menikmati wahana seperti photobooth, face and hand painting, instax photoshoot, dan friendship bracelet making dari brand Kamingzun (@kamingzun). Berbagai macam produk kriya lokal yang terjangkau dan penuh kreativitas juga menarik hati pengunjung. Beberapa brand yang tidak asing seperti Pulas Katumbiri (Puka), October 18th, Toko Lempung, dan sebagainya turut memeriahkan acara ini.



Saat workshop sesi pagi berakhir, para peserta dan pengunjung lainnya bergabung untuk mengikuti Craft Talks yang diadakan pada siang hari. Craft Talks merupakan sesi sharing dari para tenant di Trinkets Island mengenai How to Start a Craft Business dan suka duka berada dalam industri ini. Pembicara yang terdiri dari Rafiati Kania (Puka), Chacha (Kamingzun), Sani (Slussh), dan Toko Lempung menceritakan awal mula mereka berkecimpung dalam bisnis kriya ini. Ternyata, banyak suka dukanya loh dalam berbisnis craft di daerah Bandung. ‘Suka’nya tentu karena banyak hal menyenangkan yang dirasakan ketika hobi atau kesukaan kita dapat menghasilkan uang, namun sulit untuk menyesuaikan style atau idealisme dengan keinginan masyarakat atau trend saat ini. Walaupun menghadapi banyak tantangan, banyak pula pelajaran berharga yang diperoleh oleh para pebisnis ini sehingga mereka dapat bertahan di dunia craft hingga saat ini.


Setelah Craft Talks berakhir, sebagian peserta kembali ke workshop venue. Sambil mengerjakan produk masing-masing, Farah dari Kamingzun menemani siang hari yang cukup terik tersebut dengan alunan musik yang indah. Sesuai namanya, Rumah Sawah yang menjadi venue Crafty Camp ini terletak di tengah hamparan sawah yang berada di daerah lembah, jadi jangan heran kalau sinar mataharinya sangat terik. Akan tetapi, udara tidak terasa panas loh karena angin selalu bertiup sepoi-sepoi sehingga para pengunjung tetap merasa sejuk.


Di salah satu sisi, warga lokal Trinkets Island, Citra Ratu dan Sani, sibuk melukis wajah dan tangan para pengunjung di wahana face and hand painting. Tema lukisan wajah kali ini adalah tribal, sesuai dengan tema photobooth yang telah disiapkan sehingga para peserta yang telah dilukis dapat langsung berfoto di photobooth. Area foto yang disediakan di Crafty Camp meliputi teepee tent dan beberapa dekorasi macramé.




Acara Crafty Camp ini berlangsung hingga sore hari dan ditutup dengan games dan doorprize yang meriah. Pemenang games dan doorprize yang beruntung mendapatkan bingkisan berisi sepaket perintilan lucu dari warga lokal Trinkets Island. “Diharapkan dengan adanya crafty camp ini, masyarakat, khususnya anak muda, dapat lebih mengapresiasi produk-produk kerajinan tangan lokal,” ujar Citra, ketua acara Crafty Camp, di penghujung acara.


No comments:

Post a Comment